Laman

Rabu, 23 September 2009

Menyimpan JanjiMU




“Janji tinggal janji …” Perkataan tsb mengisyaratkan ketidaksetiaan dan kekecewaan. Gimana menurut lo? Manusia memang sering MENGINGKARI janji yg telah diucap dengan lidah sendiri. Tetapi bagaimana dengan TUHAN? Apakah IA pernah mengingkari JanjiNYA sendiri? Tentu tidak! Tak’kan pernah. Lalu Apa salahnya kita memercayai Janji Tuhan? Apakah gunanya bagi kita?


Antara Kelemahan Janji Manusia dan Kekokohan Janji TUHAN


Manusia memang sangat mudah untuk berjanji, tetapi sangat sulit untuk menepati semua janji yg pernah keluar dari mulutnya sendiri. Lalu apa masalahnya? Seorang bapak berjanji : “Tuhan, aku janji, jikalau Engkau menjadikanku kaya, aku akan memberikan persembahan sebesar 50% dari pendapatan bersihku, aku akan berbakti sosial, aku akan mempersembahkan anakku sebagai seorang misionaris bagiMu.” Janji seorang pelajar: “Tuhan, tolonglah aku agar lulus dari SMA dengan nilai terbaik se-kotamadya, maka aku akan menyerahkan hidupku menjadi seorang Pengkhotbah/penginjil.” Janji seorang anak kecil: “Tuhan, aku mau papa belikan aku mainan robot dan komik, Aku janji kalo aku dapat, aku akan kasih persembahan dari tabunganku sendiri 3xlipat dari biasanya…” Namun, ketika seorang bapak menjadi kaya, ia terlalu sayang akan uangnya untuk dipersembahkan untuk pekerjaan Gereja, terlalu pelit untuk anak yatim dan fakir miskin, tidak rela anaknya menjadi misionaris, ia ingin anaknya meneruskan perusahaannya. Kemana janji itu? Ketika seorang pelajar lulus SMA dengan nilai cermelang dan terbaik sekotamadya, ia sayang akan kepintarannya: masak Cuma untuk berkhotbah, ‘kan bisa kerja di perusahaan asing, gajinya US$ euy. Kemana janji itu? Seorang anak kecil telah dibelikan mainan dan komik, namun ketika ia harus mengambil tabungannya untuk dipersembahkan kepada TUHAN, ia terlalu “sayang” pada uangnya: Lebih baik kubelikan coklat, es krim, mainan baru; ‘kan tabunganku mulai banyak lagipula sebenarnya aku nabung bukan untuk persembahan. Kemana janji itu? Terbang ditiupkan “angin ketidaksetiaan” manusia. Jelas manusia dengan tabiat dosanya lebih suka melanggar janji.

Lalu Tuhan? Jelas janjiNya murni, tepat, dan “dibuat bukan untuk diingkari”. Tuhan setia pada janji-Nya. Mazmur 12: 7berbunyi:  Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah. Oleh karena itu, percayalah kepada JanjiNya, yang begitu manis, indah, dan terbaik bagi kita.
Mazmur 119: 103 berbunyi : Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku.
1 Korintus 2: 9 berbunyi, “Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."”
Yeremia 29: 11 berbunyi, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah Firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”


Langkah-langkah menyimpan janji TUHAN
Apa yang harus kita lakukan untuk menyimpan janji TUHAN bagi kita? Pertama, Kenali dan Pahami Janji TUHAN buat Anda. Kedua, Terima dan Pegang Janji TUHAN. Ketiga, Tetap Memercayai Janji TUHAN di kala sulit.


Hal yg pertama kali perlu kita lakukan ialah mengenali dan memahami Janji TUHAN buat kita masing2 pribadi lepas pribadi. Jikalau kita tidak mengenal dan memahami Janji TUHAN buat kita, bagaimana kita dapat memercayai JanjiNya? TUHAN mempunyai berbagai janji untuk setiap kita. Maka gumulkanlah, cari tahulah, kenali –lah apa yang menjadi “bagian” yg TUHAN sediakan bagi kita. Untuk Abraham yang tua renta, TUHAN menjanjikan keturunan sebanyak pasir di tepi laut. Untuk Daud dan setiap orang, TUHAN menjanjikan keselamatan yang pasti adanya. Mazmur 119: 41 berbunyi : Kiranya kasih setiaMu mendatangi aku, ya TUHAN, keselamatan dari padaMu itu sesuai dengan janjiMu.” Untuk setiap Israel rohani, TUHAN berjanji bahwa kelimpahan damai sejahtera, kelimpahan kasih karunia, dan kelimpahan hidup yang sejati. Sebagaimana dituliskan di Galatia 3: 29 yang berbunyi: Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.” Yohanes 10: 10b berbunyi: Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Secara khusus, TUHAN memiliki rancangan dan masksud yang mulia dan indah bagi Anda, maka gumulkan, cari tahulah, dan kenalilah apa Janji TUHAN secara khusus buat Anda. Pahamilah bahwa Ia adalah setia, maka apa yang dijanjikanNya tidak akan Ia ingkari.” 


Kedua, kita harus menerima dan memegang janjiNya sebagai suatu kekuatan bagi kita untuk melalui hari2 yg jahat ini. Ada orang yang tidak mau menerima Yesus dan dengan demikian berarti menolah Janji yang hendak TUHAN nyatakan bagi dia. Lalu apakah Anda hendak menuruti rancanganNya dan menerima JanjiNya? Pilihan ada di tangan Anda. Lebih baik anda menerima Janji Tuhan, karena tidak ada janji TUHAN yang tak berujung kepada kebahagiaan sejati, kelimpahan anugrahNya, dan kedamaian tak terhingga. Pilihan tetap di tangan Anda! Memegang janji TUHAN berarti memercayai JanjiNya dan Dia dengan segenap hati. Juga berarti menjadikan janjiNya sebagai suatu dasar iman yang kokoh, terlebih, ketika Sang Pemberi Janji Murni yang menjadi motivasi Anda untuk hidup sebaik-baiknya. Ibrani 11: 1 berbunyi: Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesutau yang tidak kita lihat. Berharaplah pada TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi, karena Ia adalah setia dan JanjiNya pun adalah setia, manis, dan tepat. Berimanlah kepada Yesus, Sang Juruselamat, dengan sebulat hati untuk memercayai JanjiNya dalam hidup kita. Mazmur 119: 50 menegaskan bahwa: Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janjiMu menghidupkan aku. Janji TUHAN adalah pengharapan kita.  Janji BAPA adalah penghiburan dan sukacita kita. So, terima lah janjiNya dan berpeganglah teguh pada JanjiNya maupun pada pengharapan sorgawi-kekal yang Ia janjikan.



1Dari Daud. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? 2 Ketika penjahat-penjahat menyerang aku untuk memakan dagingku, yakni semua lawanku dan musuhku, mereka sendirilah yang tergelincir dan jatuh. 3 Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itupun aku tetap percaya.


Yakinkanlah diri Anda untuk tetap memercayai ke-maha-kuasa-an TUHAN. Percayalah bahwa TUHAN pasti pegang kendali atas tiap masalah. Berdoalah, mintalah, serukanlah isi hatimu. Ketika kita mulai ragu, mulai menelan ketidakpercayaan, mulai menggap TUHAN terlalu jauh untuk menolong kita. Marilah kita berseru: ya TUHAN…Perjuangkanlah perkaraku dan tebuslah aku, hidupkanlah aku sesuai dengan janji-Mu. (Mazmur 119: 154) Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepadaMu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya TUHAN, dan perhatikanlah suara permohonanku. Pada hari kesesakanku aku berseru kepadaMu, sebab Engkau menjawab aku. (Mazmur 86: 5-7)


Percayalah kepada TUHAN dan JanjiNya! Roma 4: 20 berbunyi : “Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,” Bertambahlah percaya kepada YESUS! Bertambahlah pujian syukurmu kepada YESUS! Janganlah bimbang, janganlah ragu! Karena orang yang meragukan Tuhan, tidak akan tenang dalam hidupnya (Bnd: Yak 1: 6-8)


Pengaman/Jaminan dan Alarm/Pengingat
Bagaimana kita dapat bertahan dalam memercayai Janji Tuhan? Padahal kita pasti akan berhadapan dengan masalah atau pencobaan atau kadangkala kita terkena penyakit yang lumrah, yakni”lupa”. Inilah yang harus kita lakukan:
=> SENANTIASA Berpegang pada Janji TUHAN dan SELALU menyimpan JanjiNya di dalam hati dan pikiran
Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu. (Mzm 119: 67)
Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau. (Mzm 119: 11)
=> Membaca, merenungkan, dan melakukan FIRMAN ALLAH
Mazmur 119 berbunyi: 9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
=> Membina hubungan yang intim dengan TUHAN melalui hadirat-Nya dan pujian penyembahan, sehingga kita senantiasa MENGINGAT TUHAN dan JanjiNYA
Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu. (Mzm 119: 10)
=> Bertekun dalam segala hal yang baik, benar, dan kudus
“Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamumelakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.” (Ibrani 10: 36)
“Karena kita ini buatan Allah diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2: 10)




Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upahKu untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.” (Wahyu 22:12-13)

Kiranya perkataan Kristus Yesus semakin menyadarkan kita untuk bergiat dalam hal yang benar, sehingga kita memperoleh upah yang manis, indah, dan mulia serta memperoleh apa yang dijanjikanNya dengan penuh sukacita, kebahagiaan, dan syukur. 


Terimalah JanjiNya yang manis
Peganglah erat-erat JanjiNya
Berharaplah kepada TUHAN dalam janji-janjiNya
Anda tak’kan menyesal
Karena Ia adalah TUHAN yang tetap setia
Walaupun Anda tak setia
Karena apa yang diberikanNya tidak sama dengan
apa yang dapat Anda peroleh di dunia
Karena Ia memberikan yang termanis kepada
Anak-anak-Nya yang berlaku manis dan taat
Percayalah kepada Bapa Sorgawi,
Sang Pemberi Janji yang Maha Setia!


Doa
Tuhan Yesus, ajarlah hamba untuk mengenali dan memahami JanjiMu yang begitu indah bagiku. Ajar pula aku untuk berpegang teguh pada JanjiMu meski di saat sukar. Ku mau menyimpan janjiMu di dalam hatiku, ya Tuanku. Karena ku tahu yang terbaik, yang termanis, dan terindah telah Engkau sediakan bagiku. Ku mau bertekun di dalam pekerjaan yang Engkau pandang baik, benar, dan menyenangkan hatiMu, ya Bapa di sorga. Sanggupkanlah hamba yang lemah dan terbatas ini, seturut Kuasa Roh KebenaranMu yang begitu ajaib. Terima Kasih ya Bapa. Terima Kasih Tuhan Yesus. Terima Kasih Roh Kudus. Dalam nama Yesus, Anak Allah yang hidup, hamba memercayai dan berpegang pada pengharapan sejati yang terkandung dalam Janji Yang Maha Tinggi, Pencipta langit dan bumi. Amin!   

Penulis: Hendra Yohanes dengan pimpinan YESUS

Selasa, 22 September 2009

Jangan Menendang Kucing Jika Digigit Anjing



1 Yohanes 4: 21 berbunyi “Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.”

Satu kali, saat berjalan pulang dari gereja, seorang pendeta bertemu seorang bapak yang ia tahu tadi tidak datang ke kebaktian. “Halo, Pak.Mengapa tadi tidak datang ke kebaktian ?” Tanya pendeta itu. Bapak itu lalu menceritakan sikap seorang majelis yang minggu lalu sungguh menjengkelkannya. “Oh, begitu. Lalu mengapa Anda tidak pulang dan melampiaskannya dengan memukul istri anda saja?” sahut sang pendeta. “Lho? Pak pendeta ini bagaimana? Istri saya kan tidak salah apa-apa.” Jawab si bapak dengan keheranan. “Nah, Tuhan pun tidak punya salah apa-apa dengan anda bukan?”

Jangan menendang kucing jika anda digigit anjing. Tentu saja, ilustrasi diatas bukannya ingin mengatakan bahwa beribadah di gereja adalah hal yang terpisah, bahwa hal itu dapat dilakukan tanpa perlu menjalin hubungan yang baik dengan para jemaat dan para hamba Tuhan di gereja. Justru, kita harus ingat, bahwa saat kita melakukan sesuatu kepada sesama kita berarti kita juga melakukan sesuatu kepada Tuhan. Jika Tuhan adalah Kepala Gereja, bagaimana mungkin kita mencintai kepala tapi membenci tubuh-Nya? Dan jika suatu saat kita mungkin kesal dengan beberapa oknum di gereja, apakah kekesalan itu layak untuk ditukar dengan hubungan kita dengan Tuhan.

Mulailah belajar melihat sesama dan persekutuan dengan saudara seiman kita dalam kerangka ini. Mengasihi Tuhan berarti juga mengasihi sesama. Bahkan Alkitab menyatakan, jangan kita melayani dan memberi persembahan pada Tuhan jika hati kita masih ada permasalahan dengan orang lain. Demikian pula sebaliknya, jangan sampai pelayanan dan persekutuan kita yang seharusnya untuk memuliakan Tuhan, justru dilakukan hanya demi menyenangkan manusia saja. Singkatnya, ibadah, pelayanan, dan persekutuan kita merupakan suatu kesatuan, yang semua didasari oleh kasih pada Tuhan dan sesama. Sudahkah kita melakukannya?

Tuhan Yesus Memberkati

Sumber: mailing list email: http://sports.groups.yahoo.com/group/swapfutsal/message/1379

Jumat, 18 September 2009

Mata Ganti Mata

  

Pak Bono, seorang guru desa, tengah berbicara kepada orang banyak. Tiba-tiba seorang pemuda melemparkan kentang tepat mengenai kepalanya. Orang-orang terdiam menahan napas. Pak Bono memungut kentang itu dan beranjak pergi. Beberapa bulan kemudian, ia mengunjungi rumah pemuda itu. Setelah mengetuk pintu, Pak Bono menyodorkan sebuah karung sambil berkata, “Beberapa waktu lalu Anda melemparkan kentang. Saya memungutnya dan menanamnya. Saya kemari ingin berterima kasih dan membagi hasil panennya dengan Anda.”

Bacaan Alkitab hari ini adalah bagian dari Khotbah di Bukit. Di sana Tuhan Yesus mengutip salah satu hukum tertua di dunia: “mata ganti mata, gigi ganti gigi”. Hukum pembalasan tersebut, atau Lex Talionis, terdapat dalam kitab hukum Hammurabi, Raja Babel pada tahun 2285-2242 SM. Namun, Tuhan Yesus mengajarkan hal yang sama sekali berbeda, yaitu Anti-Lex Talionis. Ungkapan “berilah pipi kiri kepada orang yang menampar pipi kanan” adalah sebuah kiasan. Maknanya, Tuhan Yesus menginginkan para pengikut-Nya menghindari sikap “mata ganti mata”; tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan, kebencian dengan kasih, sumpah serapah dengan berkat. Balas dendam hanya akan memicu hal-hal buruk lainnya. Seumpama mata rantai, keburukan harus “diputus” dengan kebaikan.

Maka, baiklah kita membuang jauh-jauh niat menuntut balas kepada orang yang menyakiti kita. Sebaliknya, tetap upayakan kebaikan untuknya. Seperti yang dilakukan Pak Bono dalam cerita di atas. Sikap ini jauh lebih mendatangkan berkat dan sukacita.

Bacaan hari ini: Matius 5:38-42
Ayat mas hari ini: Matius 5:39


Air susu dibalas air tuba itu tindakan pengecut. Air tuba dibalas air susu
 itu tindakan kristiani

Sumber: Renungan Harian

APA ITU DOA ?


Doa, sebuah kata yang sering bahkan terlalu sering untuk didengar dan diucapkan. Tapi apa sih sebenernya doa itu?

Pernah ga temen2 ngehadapin seorang yang kerjanya ngomong terus. Coba aza liat cerita ini:

Randi punya istri yang 'unik', bukan karena cantiknya atau apanya lah. Tiap malem sebelum tidur, istrinya ini ngomong sama Randi tentang harapannya, entah perhiasan atau perabot rumah yang cantik n mewah, tentang masalahnya, entah iri ama tetangga atau kesal ama mertua, tentang sikap Randi padanya yang dingin atau menyebalkan. Itu lah setiap malam yang dikatakan istrinya tanpa memberi waktu kepada sang suami untuk berbicara, padahal Randi ini udah =kebelet ngomong= alias udah pengen banget mo ngomong. Tapi kenyataannya tiap malam istrinya selalu langsung tidur atau mengurusi hal lain, tanpa membiarkan Randi berkata-kata sedikit pun.

Bagaimana kita berdoa apakah seperti istri Randi? Tidak pernah memberi 'telinga' untuk mendengar Tuhan berbicara kepada kita ? Sebenarnya apa sih doa? Apakah doa hanya tempat kita curhat terus selesai curhat langsung tutup dengan kata 'amin', atau cara kita membawa 'setumpuk' permohonan kita kepada Tuhan dan memaksa-Nya menyelesaikan smua itu dengan mengucap kata 'amin', atau sekedar 'formalitas' sebagai orang Kristen belaka?

Our lesson for this day :
Doa adalah komunikasi dua arah antara kita, manusia dengan TUHAN, Sang Pencipta. Jadi kalau mau doa kita didengar oleh Tuhan dengan senyuman-Nya yang indah, ya kasih waktu Tuhan untuk ngomong ama kita dong.
Esensi doa adalah kita mau berbicara dan mau pula mendengarkan TUHAN, mau memberitahu apa beban kita dan mau diberitahu apa solusi yang terbaik dari Penasihat kita yang ajaib, Tuhan Yesus.
Hakikatnya kalau kita punya etika dalam percakapan, kita harus mendengar ketika lawan bicara kita berbicara dan memberi waktu kepada lawan bicara untuk berbicara. Dalam doa, lawan bicara kita adalah Tuhan, dan Dia adalah sungguh2 PENDENGAR yang baik. Ia mendengar jeritan Bartimeus, seorang buta di tengah hiruk pikuk; Ia mendengarkan permohonan seorang kusta ketika tak seorang pun berani mendekatinya; Dia mendengar kan Nikodemus yang datang kepada-Nya larut malam; Dia mendengarkan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang sibuk mengganggu Dia; dan Dia mendengarkan seorang penjahat yg disalibkan di sebelah-Nya ketika Dia sendiri tengah menanggung derita di kayu salib.

Bukankah Yesus, Tuhan yang mengambil rupa seorang manusia, banyak menghabiskan waktu-Nya di dunia ini untuk mendengarkan orang-orang, baik yang bersikap baik pada-Nya mau pun yang tidak. Jadi apakah anda ingin BELAJAR MENDENGARKAN TUHAN dalam doa ?
Hati2-lah, coba anda renungkan apa makna Ulangan 28: 15.

"Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau.”

Kita wajib mendengarkan apa yang dikatakan-Nya, baik dalam Firman tertulis-Nya maupun dalam doa2 kita. Seperti seorang anak mendengarkan ajaran bapanya, demikianlah kita harus mendengarkan Bapa kita di sorga.

Aplikasi : Jadi, Jadilah seorang pendoa yang baik dengan: belajar mendengarkan dan memperhatikan hak Tuhan untuk berbicara dalam doa. Sebab hanya dalam nama Tuhan Yesus kita manusia yang kehilangan kemuliaan Allah diberi hak untuk berbicara kepada TUHAN yang maha kudus.


Berdoa = Wujud Kerinduan kepada TUHAN

 


Kalo beberapa hari lalu kita udah tw apa itu doa, jadi untuk apa kita berdoa?


the one of many reasons to pray is....

Dibaca: 1 Tawarikh 16: 10-11 (Click here to read
)




Kita berdoa untuk mencari Tuhan sebagai tempat kita bernaung dan tempat kita memohon lagi curahan Kasih-Nya memenuhi jiwa kita. Waktu-waktu khusus yang kita sediakan untuk mencari Tuhan tiap hari, sebenarnya wujud kerinduan kita kepada Tuhan. Kerinduan kita untuk meninggikan nama kudus-Nya, rindu menyembah TUHAN, Raja maha besar.

















Kalau kita mengerti akan keterbatasan dan keberdosaan kita, pasti kita akan mencari Tuhan, karena kita membutuhkan kasih, kekuatan, dan damai sejahtra dari Dia. Karena orang2 yang hidup secara rohani adalah orang2 yang terus menjalin hubungan dan cinta kasih dengan TUHAN Allah. Mengapa? Umpama orang yang sedang jatuh cinta, pasti pengen menikmati waktu berdua-duaan, pengen ngobrol2, pengen berbagi cinta. Seharusnya setIap hari pun, kita harus SELALU JATUH CINTA kepada DIA, mata air kasih yang tak pernah kering.





Itu lah gunanya saat teduh tiap hari, mencari TUHAN, satu-satunya Raja atas semesta, dalam segala kerinduan. Merasakan lagi aliran Kasih-Nya menyejukkan dan menyegarkan jiwa kita, sehingga kasih kita kpd Dia takkan luntur selama Roh-Nya menyertai kita dan kita memberi diri dipimpin oleh Roh-Nya.





Mazmur 63: 2-6














2 Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. 34 Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. 56 Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji. Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.  Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.

















 


Aplikasi : Setiap hari Cari-lah Dia, Datang-lah kepada-Nya, Tuhan Yesus selalu ada buat anda !


Every day walk with Jesus …….






Berdoa= mengandalkan TUHAN

TUHAN, aku mengandalkan Engkau …

Ini adalah salah satu alasan untuk berdoa. Sering menghadapi masalah? Pergumulan? Kesal, marah, benci, kecewa, bingung? Datang lah kpd Tuhan, bersandarlah kepada gunung batu keselamatan kita, Yesus Kristus.



Dia mampu menyelesaikan perkara yang kita hadapi dan agar kita kuat di dalam Kristus, kita harus memohon dan percaya kepada Dia.

Mazmur 121: 1b-2
Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.

Mazmur 69: 14
Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya TUHAN, pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!

Kita dapat memperoleh penyertaan dan kasih Allah yang luar biasa, asal kita meminta dengan iman dan kesungguhan kepada Tuhan Yesus, sebab Ia adalah Allah yang murah hati.
Minta-lah campur tangan Tuhan Yesus untuk menolong kita dalam segala keterbatasan kita sebagai manusia berdosa.

Yer. 17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Yer. 17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!

Jangan anda tidak mengandalkan TUHAN, karena kekuatan yang sebenarnya hanya ada dalam TUHAN YESUS. Jangan membuat Ia menurunkan amarah-Nya atas kamu! Sebaliknya mengandalkan Dia, engkau akan diberkati.

Aplikasi :
Selalu minta kekuatan dan pertolongan kepada Sumber kuat dan pertolongan kita, Kristus Yesus nama-Nya.
Andalkan TUHAN setiap hari, Datanglah kepada DIA setiap hari, baik dalam kesesakan mau pun kerinduan.
Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu. (Amsal 16: 3)


Doa:
Ajar kami untuk menyandarkan diri kepada-Mu, Gunung batu keselamatan kami. Mampukan kami untuk mengandalkan Engkau, Bapa yang maha kuasa, dalam setiap langkah kehidupan kami. Terima kasih, Bapa yang maha baik. Hanya dalam Yesus Tuhan, kami menyerahkan seluruh kehidupan kami ke dalam tangan-Mu, Allah yang maha kasih. Amin.

Rahasia Untuk Memegang Teguh Janji Tuhan

"Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.” Roma 4:18-19
Tuhan berjanji kepada Abraham bahwa Dia akan membuat keturunannya seperti debu tanah banyaknya dan juga seperti bintang-bintang yang bertebaran di langit (Kej 15:5). Tuhan beberapa kali menegaskan janji itu kepada Abraham yang sudah berumur kira-kira seratus tahun dan istrinya yang rahimnya tertutup karena juga sudah lanjut usia. Oleh karena itu mereka sempat tertawa ketika mendengar janji Tuhan yang disampaikan kepada mereka ini.
Tetapi pada akhirnya mereka melihat janji Tuhan ini digenapi (Kej 21:2) dan Sara melahirkan seorang anak yang diberi nama Ishak.
Penantian yang dijalani oleh Abraham bukanlah suatu penantian yang mudah. Perlu waktu bertahun-tahun hingga Abraham dapat melihat bahwa isterinya dapat mengandung hingga melahirkan seorang anak baginya. Belum lagi kondisi fisiknya yang sudah menua dan melemah yang semakin menambah berat bagi Abraham untuk bisa percaya kepada janji Allah.
*courtesy of PelitaHidup.com
Apa yang dilakukan Abraham sehingga dia dapat tetap memegang teguh janji Tuhan yang telah diberikan baginya?
.
1. Tidak Bimbang
Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,” Rom 4:20
Ketika Abraham menerima janji Tuhan, dia tidak melihat kondisi fisik maupun seberapa lama ia telah menunggu janji tersebut. Abraham tidak tergoyahkan dengan keadaan yang dia alami. Dia tidak menjadi bimbang karena janji Tuhan tidak langsung digenapi. Tetapi dia malah memperkuat imannya di dalam Tuhan. Sehingga kita dapat melihat bahwa pada akhirnya Tuhan memberikan seorang anak yang telah dijanjikanNya tersebut.
*courtesy of PelitaHidup.com
Keadaan yang kita alami saat ini sangat mungkin untuk memengaruhi sikap kita terhadap janji Tuhan. Seringkali keadaan tidak akan menjadi lebih baik ketika kita sedang menantikan janjiNya. Bahkan kita melihat orang lain yang tidak hidup di dalam Tuhan mendapat hal-hal yang mereka inginkan.
Keadaan seperti ini akan membuat kita lemah dan tidak bersemangat menjalani hidup. Bahkan sebagian orang meninggalkan ibadahnya kepada Tuhan oleh karena mereka tidak memperoleh apa yang telah dijanjikan kepada mereka.
Tuhan ingin agar kita semua dapat menjadi sempurna di hadapanNya. Oleh karena itu keadaan yang kita alami merupakan suatu proses agar janjiNya dapat digenapi dalam hidup kita. Tuhan juga menguji iman percaya kita sehingga dengan demikian kita dapat keluar sebagai pemenang dalam setiap keadaan yang kita alami. Proses yang demikian akan menjadikan kita semakin kuat di hadapan Tuhan dan tidak terombang-ambing oleh keadaan yang semakin tidak menentu.
Tetaplah kuat dalam iman, jangan bimbang dan tetap percaya. Yakin bahwa Tuhan senantiasa menyertai kita dan memegang kita serta membawa kita kepada kemenangan iman.
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” Yes 41:10
*courtesy of PelitaHidup.com
.
2. Penuh Keyakinan
Dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.” Rom 4:21
Abraham menyingkirkan segala kekuatiran maupun ketakutan yang muncul dalam dirinya. Pertanyaan-pertanyaan seperti ‘apakah saya bisa?’ ‘kalau nanti begini, lalu bagaimana?’ ‘bagaimana kalau nanti terjadi sesuatu?’ dan sebagainya pasti muncul dalam pikirannya. Tetapi Abraham tetap yakin dan bahkan penuh dengan keyakinan bahwa Tuhan Allah yang dia sembah adalah Allah Yang Maha Kuasa. Abraham percaya bahwa Dia pasti sanggup melakukan segala perkara, sehingga perkara untuk memberikan keturunan bagi Abraham pasti merupakan suatu hal yang mudah bagi Allahnya Yang Maha Kuasa.
Keadaan yang tidak menentu dalam kehidupan kita, dimana kita belum juga menerima janji yang sudah Tuhan berikan bagi kita, tidak boleh membuat kita semakin kuatir atau bahkan menanyakan apakah benar janji tersebut. Kita tidak boleh meragukan janji Tuhan sedikitpun, bahkan kita juga harus mengikuti apa yang Abraham lakukan yaitu dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan sanggup melakukan segala perkara.
Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan dan tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya kepadaNya (Luk 1:37, Mrk 9:23).
Jangan biarkan logika mendominasi pikiran kita sendiri. Jangan batasi pekerjaan Tuhan, karena Dia bekerja secara supranatural. Apa yang tidak pernah kita pikirkan, itu yang Tuhan berikan bagi kita.
Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” 1Kor 2:9
Jangan biarkan keadaan kita membuat kita menjadi lemah. Abrahampun tidak menjadi lemah dalam kondisinya yang seperti itu. Semakin lama dan semakin buruk keadaan yang kita alami biarlah itu menjadi semangat dan pemicu bagi kita bahwa Allah sedang melakukan perkara yang besar dalam hidup kita. Mujizat yang besar akan terjadi dalam hidup kita.
Miliki keyakinan yang penuh akan kuasa Tuhan. Percaya seratus persen kepada kuasa Tuhan. Haleluya!
.
Oleh perjalananmu yang jauh engkau sudah letih lesu, tetapi engkau tidak berkata: “Tidak ada harapan!” Engkau mendapat kekuatan yang baru, dan sebab itu engkau tidak menjadi lemah.” Yes 57:10

KETIKA SESEORANG MENGAMBIL KEUNTUNGAN DARI ANDA













Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah.
Roma 4:20

Saat Anda memberkati orang lain, Anda tidak pernah kehilangan. Bahkan jika seseorang mengambil keuntungan dari sifat baik Anda, Tuhan tidak akan mengizinkan kemurahan hati Anda berlalu tanpa pahala. Misalnya, saat Tuhan memberitahukan Abraham untuk mengumpulkan keluarganya dan menuju suatu negeri yang lebih baik, Abraham membawa seluruh hewan peliharaan, ternak, keluarga, dan bahkan anggota keluarga besarnya. Mereka berjalan selama berbulan-bulan dan akhirnya sampai ke negeri baru mereka. Setelah tinggal di sana beberapa lama, mereka menyadari bahwa bagian negeri di mana mereka tinggal itu tidak sanggup menopang mereka dengan cukup makanan dan air bagi semua orang dan hewan peliharaan serta ternak mereka.

Abraham berkata kepada keponakannya Lot, "Kita perlu berpisah." Ia berkata, "Engkau memilih bagian mana saja dari negeri ini yang engkau ingin miliki, dan aku akan mengambil yang tersisa." Perhatikanlah bagaimana baiknya Abraham kepada keponakannya.

Lot memandang sekeliling dan melihat sebuah lembah yang indah dengan padang rumput yang hijau lebat dan perbukitan serta danau-danau. Ia berkata, "Abraham, itulah tempat yang aku inginkan. Itulah tempat bagian keluargaku akan tinggal." Abraham berkata, "Baiklah; pergilah dan kiranya engkau diberkati." Abraham bisa saja berkata, "Lot, engkau tidak akan mendapatkan tanah itu. Akulah yang telah memimpin perjalanan ini. Tuhan berbicara kepadaku, bukan kepadamu. Akulah yang seharusnya mendapatkan pilihan pertama." Abraham tidak melakukan itu. Ia mengetahui bahwa Tuhan akan membalaskan kebaikannya.

Tetapi saya yakin setelah Abraham menyadari apa yang tersisa baginya, ia kecewa juga. Bagiannya adalah tanah terasing yang kering dan tandus. Pikirkanlah itu; Abraham telah menempuh perjalanan yang jauh. Ia telah berusaha keras dalam pencarian suatu kehidupan yang lebih baik untuk anggota keluarganya. Sekarang, karena kemurahan dan kebaikan hatinya, ia dibuang untuk tinggal di bagian kumuh negeri itu. Saya yakin ia berpikir, Tuhan, mengapa orang selalu mengambil keuntungan dari kebaikanku? Tuhan, mengapa aku selalu mendapatkan kerugian? Anak itu, Lot, tidak akan mendapatkan apa pun jika aku tidak memberikan kepadanya.

Mungkin Anda merasa bahwa Anda adalah orang yang selalu memberi. Mungkin Anda adalah orangtua dari seorang anak yang tidak tahu berterima kasih. Mungkin mantan pasangan Anda sedang mengambil keuntungan dari Anda dalam penyelesaian perceraian. Mungkin perusahaan Anda sedang berbicara tentang "perampingan" setelah Anda memberikan kepada mereka tahun-tahun terbaik kehidupan Anda. Mungkin Anda adalah orang yang selalu berjalan satu mil lebih jauh lagi. Anda adalah pembawa damai dalam keluarga. Karena orang mengetahui bahwa Anda baik hati, murah hati dan bersahabat, mereka cenderung mengambil keunt