Laman

Jumat, 30 Oktober 2009

Miliki Perkataan yang Mendatangkan Berkat Kehidupan


“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” Amsal 18:21

Mengiring Yesus dalam kehidupan umat Tuhan senantiasa penuh dengan masalah dan problem. Semua pencobaan yang datang dalam hidup kita diizinkan oleh Tuhan untuk dapat membentuk kita semua hingga sampai kepada kesempurnaan. Ketika kita bertobat dan menerima Yesus sebagai Juruselamat kita, masih banyak hal dalam kehidupan kita yang tidak berkenan di hadapanNya. Semua hal yang tidak berkenan ini dalam hidup kita, tentunya akan menghalangi kita untuk menerima berkat dari Tuhan. Salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah perkataan yang kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar.” Yak 3:4-5a
Firman Tuhan mengatakan bahwa apa yang kita ucapkan dapat mengendalikan keseluruhan hidup kita bagaikan sebuah kemudi yang kecil dapat mengendalikan arah dan tujuan sebuah kapal yang besar.

Perkataan yang positif akan memberikan dampak yang positif juga bagi hidup kita, apalagi jika kita memperkatakan Firman Tuhan. Firman Tuhan membentuk kehidupan kita dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang tidak tahu menjadi berhikmat, dari yang tidak punya menjadi punya, dari yang sakit menjadi sehat, dari yang tidak mampu menjadi mampu, dan dari yang kecil menjadi besar.

Pertama kali Tuhan Allah menciptakan dunia ini beserta isinya dan alam semesta adalah dengan memperkatakan Firman: “Jadilah….”, maka semuanya itu tercipta. Setiap pelayanan Yesus sewaktu Dia menjadi manusia selalu memperkatakan Firman Tuhan. Ketika Dia dicobai oleh iblis, yang keluar dari mulutNya adalah Firman Tuhan. Oleh karena FirmanNya itulah, siasat si iblis dapat dikalahkan.

Tuhan adalah Pencipta, dengan FirmanNya hidup kita dapat diciptakan seturut dengan kehendakNya. Oleh karena itu, perkatakanlah Firman Tuhan dalam setiap langkah hidup kita, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah, bahkan dalam keadaan seperti kehilangan harapan sekalipun. Tanpa kita sadari, Firman yang kita perkatakan akan bekerja secara ajaib (supranatural), membentuk, menciptakan, mengubahkan keseluruhan hidup kita sesuai dengan rencanaNya.

Hal yang menjadi halangan berkat Tuhan:
“Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar. ” Yak 3:9-12

Perkataan-perkataan yang negatif akan membentuk hal-hal yang negatif juga dalam kehidupan kita. Masalah yang kita alami sehingga membuat kita merasa tidak mampu, kelelahan, putus asa, kecewa, marah dan hilang pengharapan dapat membuat kita mengeluarkan kata-kata yang negatif dan tidak berkenan di hadapan Tuhan. Hal ini tidak akan membuat masalah kita menjadi selesai, tetapi dapat memperburuk keadaan. Kata-kata negatif yang keluar dari mulut kita dapat menjadi kutuk atas kehidupan kita bahkan kutuk bagi orang lain jika diucapkan terhadap orang lain. Kutuk ini akan mengikat hidup kita sehingga kita tidak bisa memperoleh berkat yang sudah Tuhan sediakan bagi kita. Tapi tentunya kutuk ini juga dapat dilepaskan di dalam nama Yesus Kristus.

Kisah bangsa Israel yang mengembara di padang gurun selama 40 tahun merupakan pelajaran bagi kita semua sebagai umatNya. Kita banyak melihat sungut-sungut bangsa Israel sehingga mendatangkan murka Tuhan. Bahkan hampir seluruh generasi Musa tidak dapat memasuki Tanah Perjanjian, kecuali Yosua dan Kaleb. Ini semua akibat ulah bangsa Israel yang menggerutu atas keadaan yang mereka alami dan tidak percaya akan janji Tuhan.

Ucapkanlah hal-hal positif, perkatakanlah Firman Tuhan dan mengucap syukur DALAM segala hal. Dalam keadaan seburuk apapun, kita harus tetap mengendalikan lidah kita agar tidak mengucapkan kata-kata yang mendatangkan kutuk atas hidup kita.
Tetap perkatakan Firman Tuhan dalam segala keadaan, maka Dia akan mengambil alih hidup kita dan memberikan jalan keluar atas segala masalah yang kita hadapi. Dan kita akan melihat janji Tuhan digenapi dan berkatNya mengalir dalam kehidupan kita.

.“Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman. ” Ams 10:11

“Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati. ” Ams 15:4

“Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran. ” Ams 21:23
Adaptasi seperlunya dari PelitaHidup.com

Apa Yang Harus Dilakukan Untuk Memenangkan Ujian Iman?



“Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.” ” Ibrani 11:17-18

Abraham mendapat janji Tuhan yang begitu luar biasa. Tuhan berjanji bahwa keturunannya akan menjadi banyak dan tidak terhitung seperti bintang-bintang di langit dan pasir di tepi laut (Kej 15:5-6). Tuhan memberikan janji itu walaupun Abraham belum mempunyai anak sama sekali. Dan ketika anaknya Ishak telah lahir, Abraham menaruh harapan yang begitu besar kepada anak ini. Dia sangat yakin sekali bahwa melalui anak inilah keturunannya akan menjadi banyak. Ishak merupakan seorang anak yang begitu berharga dalam hidupnya.

Tetapi sekali lagi Tuhan menguji pengharapan Abraham dengan memintanya untuk mengorbankan Ishak, dengan kata lain Abraham harus membunuh anaknya untuk menjadi korban persembahan bagi Tuhan.Hal ini bukanlah suatu hal yang mudah. Melalui ujian ini Abraham dapat keluar menjadi pemenang (Rm 4:3).

Begitu banyak ujian-ujian iman yang sering kita hadapi dalam langkah hidup kita. Ujian dapat datang baik dalam pekerjaan kita, usaha/bisnis, studi, keluarga, rumah tangga, keuangan, pelayanan dan lain sebagainya. Sikap kita dalam menghadapi ujian-ujian tersebut akan menentukan apakah kita akan keluar menjadi pemenang.


Berikut 3 cara yang harus kita lakukan untuk dapat memenangkan ujian iman:
1. Taat

“Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran …… Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, …….. lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. ” Kej 22:2-3
Abraham memilih untuk taat kepada apa yang Tuhan firmankan. Dia tidak berargumen atau memberi alasan atas perintah yang diberikan. Dia bahkan tidak mau memikirkan apa yang akan terjadi jika dia melakukan perintah tersebut.

Tuhan sering menyampaikan pesanNya melalui masalah yang diizinkan dalam hidup kita. Jika Tuhan berbicara kepada kita baik melalui FirmanNya atau hambaNya, biarlah kita senantiasa taat dan melakukan perintahNya. Jangan biarkan akal pikiran kita menghalangi perbuatan kita untuk melakukan FirmanNya. Seringkali apa yang Tuhan perintahkan berlawanan dengan sifat-sifat dunia ini. Tanyalah kepada Tuhan apa yang Dia inginkan dalam kehidupan kita melalui masalah yang kita hadapi. Cari jawabanNya melalui Firman Tuhan. Lakukan apa yang telah difirmankan Tuhan bagi kita. Jika kita taat melakukan perintahNya, maka kita akan melihat perbuatanNya yang ajaib dalam kehidupan kita.

2. Rela Berkorban

“Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.” Kej 22:10
Ishak merupakan anak perjanjian antara Tuhan dan Abraham. Melalui Ishak-lah keturunan Abraham akan menjadi banyak dan tidak terhitung. Oleh karena itu Ishak merupakan anak yang begitu berharga bagi Abraham. Tetapi melalui ujian ini Tuhan menuntut Abraham untuk melepaskan hal yang begitu berharga dalam hidupnya. Abraham harus melepaskan haknya.

Begitu banyak masalah yang diizinkan Tuhan dalam hidup kita untuk menguji iman kita. Tidak sedikit di antaranya yang menuntut pengorbanan dari sesuatu yang begitu berharga dalam hidup kita. Tidak mudah juga bagi kita untuk melepaskan apa yang menjadi hak dalam hidup kita. Tetapi kita melihat bahwa apa yang seharusnya menjadi hak bagi Abraham, dia lepaskan demi Tuhan Allahnya.

Yesus juga melepaskan kenyamanan-Nya dan turun menjadi manusia, bahkan rela mati di atas kayu salib demi menebus manusia dari kuasa dosa dan kuasa maut. Teladan yang telah diberikan oleh Yesus menjadi suatu hal yang harus kita lakukan juga dalam hidup kita. Proses pemurnian (pengudusan) dalam hidup kita akan terus kita jalani hingga kita mencapai kepada kesempurnaan. Lepaskan segala kekerasan hati, amarah, dendam, sakit hati, dan kekecewaan yang ada dalam hati kita. Ampuni orang-orang yang telah menyakiti hati kita, menghina, memfitnah bahkan merendahkan kita.

Tidak mudah untuk melepaskan semuanya itu. Harga diri cenderung akan kita pertahankan dibanding melepaskan pengampunan. Tetapi ketika kita mau melepaskannya, sama dengan Yesus yang dimuliakan dan ditinggikan Allah Bapa setelah menjalani tugasnya di dunia ini, maka Tuhan juga akan memuliakan dan meninggikan hidup kita ketika kita mau rela berkorban sesuai dengan kehendak Bapa di Surga.


3. Iman Percaya
“Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.” Ibr 11:19

Abraham begitu yakin bahwa Allahnya akan menyediakan apa yang dia butuhkan. Dia sangat percaya kepada Tuhan dan dia menaruh iman percayanya sepenuhnya kepada Tuhan.
“Sahut Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.” Kej 22:8

Ketika ujian datang dalam hidup kita, Tuhan ingin agar kita menyandarkan pengharapan kita sepenuhnya kepada Dia. Percaya 100% kepada kuasa Tuhan dan tidak meragukan akan kebesaran kuasaNya. Mungkin ada masalah dalam pekerjaan kita, keuangan, keluarga, rumah tangga, pelayanan dan lainnya; tetapi ketika kita berserah kepada Tuhan dan percaya sepenuhnya kepada Tuhan dan yakin bahwa Dia akan memberikan jalan keluar bagi kita, maka kita akan melihat jawaban yang telah Tuhan sediakan bagi kita.

Kemustahilan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang sulit, rumah tangga yang telah hancur berantakan, keuangan yang sudah morat-marit sehingga mencapai ambang kebangkrutan, itu semua bukanlah akhir dari segalanya. Yesuslah jawaban. Dialah Allah yang menyediakan segala jawaban yang kita butuhkan, Dialah Yehova Jireh (=Tuhan yang menyediakan; Kej 22:14). Sandarkan iman percaya kita sepenuhnya kepada Allah, maka tidak ada yang mustahil bagi kita yang percaya kepadaNya.

Ketaatan, pengorbanan dan iman percaya akan membawa kita melewati ujian-ujian dengan kemenangan yang Tuhan berikan. Tidak ada perintah yang terlalu susah dari Tuhan, tidak ada masalah yang terlalu berat di hadapan Tuhan, dan tidak ada hal yang mustahil bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Hadapi ujian imanmu dengan penuh ketaatan, pengorbanan dan iman percaya. Mujizat pasti terjadi!

1 Kor 2:9

Ef 3:20-21
Adaptasi seperlunya dari PelitaHidup.com