Laman

Jumat, 25 Desember 2009

Di Balik Kelahiran YESUS

Tulisan ini diperuntukkan:
Bagi orang yang tidak merasa dirinya “cukup tahu” tentang makna Natal.
Bagi yang merasa “ingin tahu” lebih jauh mengenai seluk beluk tentang kelahiran Yesus Kristus ke dunia ini.
Bagi yang “penasaran” dengan siapakah sesungguhnya YESUS KRISTUS itu?
Bagi yang “mau tahu” salah satu alasan saya memercayai YESUS KRISTUS sebagai Sang Juruselamat Sejati.
Bagi yang masih “mencari” keselamatan yang sesungguhnya setelah kematian.

Salam Kasih TUHAN Semesta Alam
menjamah hatimu dan hidupmu …


Renungkan Bacaan dari Injil Matius 1 : 18-25 berikut
18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:
23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita.
24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,
25 tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.

Salah satu alasan mengapa saya (penulis) beriman kepada Yesus Kristus adalah kedatangan-Nya telah dinubuatkan dan nubuat itu memang benar-benar digenapi. Salah satu dari sederet nabi-nabi yang menubuatkan kedatangan Sang Mesias adalah Nabi Yesaya. Berikut kutipan dari kitab Yesaya :


Yesaya 7: 14 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
9:6a Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya.

Maria, adalah seorang perempuan muda yang mendapat kasih karunia di mata TUHAN, untuk dipakai rahimnya sebagai tempat dimana Sang Mesias dikandung. Kata “Mesias” sendiri berasal dari kata “masyiakh” dalam bahasa Ibrani. Sedangkan dalam bahasa Yunani dipanggil “Christos”, dalam bahasa Arab dipanggil “Al-masih”, dan dalam bahasa Indonesia dipanggil “Kristus”. Kata “mesias” berarti “yang diurapi oleh TUHAN”. Hal ini berkaitan dengan penglihatan yang diberikan TUHAN kepada Nabi Daniel pada masa pemerintahan Raja Belsyazar  pada masa pembuangan Israel ke Kerajaan Babylonia (Babel) pada sekitar tahun 450 Sebelum Masehi. Dalam “penglihatan rohani”, Daniel melihat Seseorang yang rupanya (wujudnya) seperti “Anak Manusia”, yang diurapi Tuhan, untuk menjadi Mesias yang akan memerintah sampai selama-lamanya (bukan dalam arti politik, tapi dalam arti Otoritas Ilahi). Mesias adalah tokoh yang amat diharapkan oleh bangsa Yahudi dan nubuatan tentang Mesias telah dituturkan oleh nabi-nabi ratusan tahun, sebelum kedatangan Yesus Kristus sebagai manusia. Jadi, Mesias itu memiliki karakter yang Ilahi (cth : kekal) namun juga memiliki karakter yang manusiawi (cth : rupa “anak manusia”), inilah yang saya pahami sebagai “Dualisme Esensi Diri Yesus Kristus” atau “Dwi-hakikat Diri Yesus Kristus” -  selama Ia ada di muka bumi 2000 tahun yang lalu.

Tuhan Yesus mengambil rupa sebagai seorang manusia dan lahir sebagai “bayi kecil” melalui Maria. Ia dikandung di dalam rahim Maria dan dilahirkan oleh Maria. Darimana asal “kandungan” itu ? Roh Kudus, yakni Roh TUHAN sendiri yang melakukan suatu perkara yang ajaib, sebuah mukjizat, dimana “kandungan” itu ada tanpa “benih dari seorang lelaki”. Kandungan itu dibentuk dengan cara yang supra-natural, di luar jangkauan kemampuan manusia dan di luar keterbatasan logika manusia, sungguh ajaib ! Yesus Kristus tidak memiliki ayah secara biologis. Hal inilah yang menjadi “perbuatan TUHAN yang Maha Kuasa”, tidak pernah terjadi pada siapapun, selain pada “kandungan” yang nantinya tumbuh menjadi seorang Yesus Kristus.  Di dalam Perjanjian Lama, kita melihat tokoh-tokoh yang kelak akan dipakai TUHAN sekalipun, dilahirkan melalui hubungan suami istri antara si ayah dan si ibu dari si anak – benih dari lelaki bersatu dengan benih dari perempuan. Sedangkan Kristus adalah satu-satunya tokoh di sepanjang sejarah – yang dilahirkan tanpa benih dari seorang lelaki – kandungan itu adalah hasil/karya pekerjaan Roh Kudus, Roh Tuhan Semesta Alam.

Jikalau kita jeli, status Maria dan Yusuf, pada waktu itu, adalah bertunangan. Lalu, mengapa tiba-tiba di ayat berikutnya dipakai kata “suaminya”? Bukankah “bercerai” digunakan untuk status “suami-istri” saja? Jawabannya: Perlu kita ketahui bahwa status “pertunangan” dalam konteks kehidupan masyarakat Yahudi adalah suatu hubungan yang mengikat dan ketidaksetiaan pada masa pertunangan adalah zinah! Selain itu, untuk memutuskan hubungan “pertunangan”, dalam konteks kehidupan masyarakat Yahudi, diperlukan suatu “perceraian”. Sehingga, kata “suaminya” tetap dapat dipergunakan – untuk menunjukkan “kekokohan ikatan” status ini.

Yusuf, “suami” Maria, itu ingin menceraikan Maria secara “diam-diam”, karena ia tidak tahu menahu mengapa Maria dapat mengandung sebelum berhubungan suami istri. Ia tidak gembar-gembor menceritakan peristiwa yang mungkin dipikirnya sebagai suatu “aib” yang amat memalukan kepada orang-orang. Perlu diketahui bahwa ada dua cara untuk menceraikan seorang wanita di kebudayaan masyarakat Yahudi : proses perceraian di pengadilan atau pemberian surat cerai di depan dua saksi. Maka menurut konteks kejadian ini, Yusuf hendak memilih menceraikan Maria dengan cara yang ke dua. Ia sama sekali tidak bermaksud mempermalukan Maria di hadapan publik. Karena itulah ia dikatakan “tulus hati”, bukan seorang penggembar-gembor “aib”. Namun, ketika ia memikir-mikirkan hal itu, TUHAN mengutus malaikatNya kepada ia dan menjelaskan bahwa “peristiwa” ini bukanlah suatu “aib”, melainkan perbuatan tangan Yang Maha Tinggi. Ia diteguhkan untuk memperistri Maria oleh TUHAN – menjadi seseorang yang mendampingi Maria untuk melahirkan Sang Mesias. Malaikat Tuhan datang dalam mimpi kepada Yusuf. Ingat bahwasanya Tuhan bekerja menyatakan pesanNya kepada manusia, salah satu caraNya ialah melalui mimpi, seperti kisah Yakub di Perjanjian Lama, di Matius 2: 12, dll.

Pesan lain yang tak kalah penting ialah soal “nama”. Di dalam banyak kebudayaan di berbagai belahan bumi, pemberian nama kepada anak begitu menjadi pusat perhatian bagi keluarga, khususnya orang tua si anak. Nama “Yesus” adalah bentuk bahasa Yunani dari kata Ibrani “Yehosyua” atau “Yosua”. Akar katanya dalam bahasa Ibrani ialah “yasa”, artinya menyelamatkan. Sedangkan keseluruhan arti nama “Yesus” adalah “TUHAN menyelamatkan”. Makna nama ini selaras dengan pernyataan : “karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Maka inilah sokongan Alkitab mengenai status Yesus Kristus sebagai “Sang Juruselamat”. Ia-lah Mesias yang dinubuatkan “ratusan tahun” sebelum inkarnasi/kedatangan/pengambil-rupa-an sebagai Seorang Bayi yang bernama YESUS.

Ayat 22 menekankan TUHAN berfirman kepada para nabi dan nabi yang menyampaikan kepada umat. Ayat 22 ini juga menekankan “penggenapan”, “pemenuhan”, “penepatan”, alias “terjadinya” apa yang telah difirmankan Tuhan melalui nubuat para nabi. Yesaya 42 ayat 9 menyuarakan penyataan yang serupa :
“Nubuat-nubuat yang dahulu sekarang sudah menjadi kenyataan, hal-hal yang baru hendak Kuberitahukan. Sebelum hal-hal itu muncul, Aku mengabarkannya kepadamu."

Ayat 23 menunjukkan bahwa kedatangan Mesias sbb: (1) Mesias dikandung oleh seorang perawan/anak dara   (2) Mesias adalah anak laki-laki   (3) Ia dinamai “Imanuel”. Hal pertama menunjukkan kedatangan Mesias adalah dengan cara yang ajaib, luar biasa, di luar keterbatasan reproduksi manusia secara umum. Sekali lagi, ini telah dinubuatkan setidaknya RATUSAN TAHUN sebelum Yesus Kristus lahir ! Hal kedua menunjukkan Mesias, Sang Raja, adalah seorang lelaki – sebagaimana arti kata “raja” pada umumnya – lelaki yang memerintah atau memimpin. Hal ketiga ialah “dinamakan Imanuel”. Mungkin Anda bingung : Yesus ‘kan lahir dinamai “Yesus” dan  bukan dinamai “Imanuel”. Tetapi yang dimaksudkan di sini ialah “Status” dan “Makna yang terkandung di balik Nama itu”. Yesus Kristus adalah Sang Juruselamat, lalu bagaimana Ia menyelamatkan, jika Ia tidak hadir di antara umatNya ? Yesus adalah Mesias, bagaimana ia menanggung Hukuman atas Dosa-dosa Manusia, jika Ia tidak “hadir” di tengah-tengah manusia ? Yesus adalah Imanuel. Karena bagaimana Ia dikatakan “menyertai” (kehadiran yang terus-menerus), jikalau Ia tidak “hadir” di antara manusia ? Maksudnya ialah Yesus menyandang Status “ALLAH yang hadir”, “ALLAH yang menyertai”, “TUHAN yang bersama-sama dengan manusia”. Yesus adalah Imanuel dan Imanuel adalah Yesus, dalam konteks ayat Alkitab ini. Yesus ialah Seorang manusia yang diurapi/diperkenan/dipilih TUHAN untuk menyatakan kehadiranNYA, lawatanNYA, dan penyertaanNYA kepada umatNYA – inilah makna “Imanuel”. Sekali lagi YESUS dipilih bukan karena kesucian hidupNya, melainkan karena Ia adalah Sang Firman Allah yang mengambil rupa sebagai seorang manusia dan sebagai seorang hamba – ini adalah wewenang dan hakNya sebagai Imanuel.

Berbicara kehadiran ALLAH dalam diri YESUS KRISTUS, kita dapat merenungkan ayat-ayat ini:
Matius 4: 16 dikutip dari Yesaya 9: 1
“bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang."
Sang Terang itu ialah Sang Mesias, Yesus Kristus. Tak seorang pun dapat dikatakan sebagai Terang, terang yang tidak sedikitpun mengandung kegelapan, Terang yang tidak mengandung dosa, Sang Terang yang menyatakan kehadiran TUHAN Allah yang Maha Kudus. Yesus Kristus adalah Sang Terang yang Besar yang dinubuatkan Nabi Yesaya 700 tahun sebelum kelahiran Yesus. 

Matius 12: 6  berbunyi,
Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah.
Umat Allah dalam Perjanjian Lama selalu mengaitkan Kehadiran Allah di dalam Bait Suci. Namun Yesus memaksudkan kehadiran Allah dalam DiriNya sendiri, Sang Firman, iya, di dalam rupa seorang “Anak Manusia” (Ingat: penglihatan Daniel + 450 tahun sebelum kelahiran Yesus).

Matius 28: 20 berbunyi, “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
Tuhan Yesus menyatakan kehadiran dan penyertaan Ilahi di dalam DiriNya kepada umatNya – sampai pada saat Penyataan Kemuliaan Sang Mesias (Akhir Zaman). Yesus menyertai secara supra-natural, tak terpahami dengan tuntas oleh akal pikiran manusia. Ia menyertai umatNya dengan kehadiranNya yang ajaib, melampaui keterbatasan ruang dan waktu, sungguh Allah kita Maha Kuasa ! Puji Tuhan ! Mesias datang pertama kali sebagai seorang hamba – seorang yang menanggung Hukuman atas Dosa-dosa manusia – seorang yang “hina” karena derita Salib. Namun, Mesias akan datang kembali ke dunia sebagai seorang TUAN – seorang yang menyatakan Siapa Sebenarnya Dia itu – sosok yang “mulia” karena sesungguhnya Ia adalah Raja di atas segala raja, Firman Allah yang Perkasa, Mulia, dan Berdaulat sampai selamanya.


Yusuf, Anak Daud, memilih taat kepada petunjuk dari malaikat TUHAN. Disebut “anak Daud”, karena ia berada dalam “garis keturunan raja Daud”, raja Israel yang termashyur. Maria juga berada dalam garis keturunan Daud. Mesias pun dikatakan akan dilahirkan dalam garis keturunan Daud – sesuai nubuat para nabi. Maka genaplah apa yang dinubuatkan oleh nabi-nabi terdahulu. Sekali lagi, Yusuf taat dan patuh menuruti perintah Tuhan. Ia mendampingi Maria untuk melahirkan Sang Mesias. Juga ia tidak melakukan hubungan suami istri dengan Maria sampai Sang Mesias itu lahir. Dengan demikian, tidak ada kemungkinan bahwa kandungan itu terbentuk lewat peran serta dari Yusuf dan memang Maria “sudah” mengandung pada saat itu.

Beralih ke nubuat Nabi Yesaya, kita menyaksikan tanda-tanda (ciri-ciri) Ilahi (bersifat ke-Allah-an; merujuk kepada TUHAN) pada diri Sang Anak yang adalah Firman Allah yang “mengambil rupa” sebagai manusia itu, yakni:  (1) seorang putera telah diberikan untuk kita    (2) lambang pemerintahan ada di atas bahunya    (3) dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.     (4) Besar kekuasaannya dan ……… mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya.

Secara nyata, jelas, dan gamblang; bahwa Sang Anak itu memiliki hakikat diri sebagai TUHAN ! Ia Ajaib (merujuk Kuasa Ilahi), Perkasa (merujuk Kekuatan yang kokoh), Kekal (hanya TUHAN yang kekal, sejati, dan abadi), Raja (merujuk Otoritas Ilahi), dan Besar KuasaNya. Mesias itu adalah ALLAH sendiri. Ya, Sang Firman Allah yang Hidup dan “mengambil rupa” sebagai seorang manusia. Status Yesus Kristus sebagai manusia dan Allah, kira-kira dapat digambarkan demikian : Status Manusia sebagai kulit luar saja, sedangkan Status Ilahi sebagai Isinya, Intinya, bagian dalamnya, dan yang sebenarnya. Hal ini telah dinubuatkan 700 tahun (hitungan kasar) sebelum kelahiran Yesus Kristus ke dunia ini ! Bayangkan: Betapa luar biasanya TUHAN Semesta Alam yang memberitahukan sebelum semua ini terjadi ! Sungguh luar biasa ! Sadarilah dan renungkanlah dalam lubuk hati Anda yang terdalam. Allah mengasihi Anda. Bahkan Ia tidak mempertahankan Kenyamanan IlahiNya sebagai sesuatu yang harus dipertahankan. Tuhan Yesus meninggalkan Sorga (Kerajaan Kekal nan Mulia), TURUN ke dalam dunia yang gelap - penuh dengan dosa. Ia datang dalam rupa seorang “Manusia” (Ingat: penglihatan Daniel) untuk Menderita demikian rupa dan Mati di kayu Salib DEMI ANDA ! Sadarilah dosa-dosa Anda. Anda tidak dapat “menyogok”, “menyuap”, “membayar” Allah untuk memberikan Anda tempat dalam Kerajaan Sorga dengan SEGALA PERBUATAN BAIK Anda. Allah tidak dapat disuap dengan amal saleh kita. Karena Alkitab dengan tegas berkata :

“Tidak seorangpun dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya, karena terlalu mahal harga pembebasan nyawanya, dan tidak memadai untuk selama-lamanya.”   (Mazmur 49: 8-9)

Karena itulah, Terimalah Yesus Kristus sebagai Sang Juruselamat dan Raja di dalam hatimu dengan iman dan di dalam hidupmu dengan pertobatan yang sungguh. Natal tidak sekedar SUKACITA tanpa makna. Natal adalah permulaan dari Misi Yesus, Sang Mesias, untuk menyelamatkan Anda dan saya. Natal adalah Tuhan Yesus turun ke dunia “mengambil rupa” sebagai manusia. Natal adalah Anugerah terindah dari Allah Bapa di Sorga, karena “… seorang putera telah diberikan untuk kita …”. Ya, Tuhan mengorbankan PuteraNya sendiri, yakni Yesus Kristus, untuk menyelamatkan umat manusia dari Sengsara Kekal dalam neraka terpisah dari ALLAH untuk selamanya. Neraka itu sangat mengerikan, setimpal dengan: Kengerian, Kesadisan, Kejahatan, Kebengisan, Kekejaman dari Segala Dosa Manusia dari masa ke masa - dari segala suku bangsa - dari segala kalangan – dari tua hingga belia – dari hal kecil hingga hal besar, yang memberontak melawan Tuhan Allah yang menghendaki Kasih, Ketaatan, dan Kekudusan dari umat manusia yang diciptakanNya sendiri.

Keselamatan itu adalah ANUGRAH/ RAHMAT/ GRACE/ Pemberian Cuma-Cuma dari TUHAN yang Maha Kasih. Keselamatan bukan hasil dari PENCAPAIAN/ KEBAIKAN/ KESALEHAN/ Amal baik manusia ! Tidak ada jalan lain menuju keselamatan, selain di dalam Diri Yesus Kristus. Ia yang memiliki hak, wewenang, dan kuasa atas segala-galanya, termasuk atas diri Anda dan saya. Jangan melewatkan Natal ini dengan canda tawa yang sia-sia, namun biarlah Natal ini membawa kesan tersendiri bagi Anda. Anda mulai MENYADARI siapa diri Anda dan siapa diri YESUS KRISTUS, Sang Juruselamat. Ia telah dinubuatkan 700 tahun sebelum Ia lahir melalui Nabi Yesaya dan para Nabi lainnya !

Ingatlah: Ketika Anda telah membaca dan merenungkan tulisan ini, Anda telah diberi kesempatan untuk LEPAS dari segala hukuman atas dosa-dosa Anda yang tak terhitung lagi banyaknya. Anda diberi “TIKET GRATIS” untuk menuju Kerajaan Sorga dengan PASTI dalam iman dan pertobatan Anda yang sungguh-sungguh. Amal baik Anda TIDAK menyelamatkan Anda. Darah dan nyawa Yesus Kristus yang menyelamatkan Anda ! Anda berbuat baik untuk MENGUCAP SYUKUR akan ANUGERAH yang tak terkira dari TUHAN yang Maha Kasih lagi Maha Penyayang ! Ketika Anda menerima Yesus Kristus, Anda menanggapi panggilan TUHAN untuk bertobat dengan respons terbijak dan terbaik. Tuhan Yesus masih menunggu di depan pintu hati Anda, sampai Anda mempersilakan/mengizinkan/mengundang Ia untuk masuk, tinggal, dan berkarya dalam hidup Anda untuk mempermuliakan Nama TUHAN di atas segala tuan, RAJA di atas segala raja, Bapa Sorgawi TUHAN Semesta Alam!

Anda tidak tahu kapan ajal menjemput, bisa besok, minggu depan, atau mungkin 10 tahun lagi. Tapi Anda tetap Tidak Tahu! Maka ketika Anda MASIH Diberi KESEMPATAN untuk menerimaNya, janganlah mengulur waktu ataupun menunda-nunda. Janganpikir saya masih muda, padahal kematian datang tidak kenal pandang bulu, tua muda, kaya miskin, saleh maupun jahat.

Mungkin masih banyak keraguan atau pertanyaan Anda mengenai iman Kristen, maka dari itu segeralah MENCARI TAHU siapa YESUS KRISTUS itu sebenarnya, sebelum semuanya terlambat ! Kiranya Anda menyadari Kebenaran Firman TUHAN yang telah Anda renungkan ini dan menerima Sang Juruselamat yang telah lahir 2000 tahun yang lalu.


Maka SUKACITA NATAL yang SEJATI, DAMAI SEJAHTRA yang BENAR, dan KASIH yang Maha Indah akan dan pasti Anda TERIMA dari TUHAN yang menjadikan langit dan bumi, di dalam Diri Yesus Kristus, Mesias yang telah dijanjikan dan menebus Anda dan saya ! Haleluyah ! Segala hormat, pujian, kemuliaan adalah milik TUHAN Semesta Alam sampai selama-lamanya, Amin !

Selamat Natal dan
Kiranya Kasih Karunia Tuhan Yesus menyertai kita sekalian sampai
Sang Mesias itu datang kembali sebagai Raja di atas segala raja !